Cara Memilih Suplemen yang Baik
Klik disini untuk melihat video tersebut
Halo sobat sehat, jumpa lagi dengan saya dr. Sung. Pada video kali ini saya akan membahas sebuah topik yang sangat menarik. Yaitu hal yang menjadi banyak perbincangan atau pertanyaan dari sobat sehat tentang : “Bagaimana Cara Memilih Suplemen yang Baik?”.
Di video kali ini, saya tidak sendirian. Saya ditemani oleh seorang apoteker, yaitu Ibu Erni. Beliau adalah lulusan dari Universitas Surabaya atau UBAYA dan sangat spesial, karena beliau lulus dengan predikat suma-cumlaude.
- Sung : “Kalau tidak salah IPK’nya 3,9 ya bu?”
- Bu Erni : “Ya, betul..”
- Sung : “Luar biasa ya.. dan beliau sudah menjalankan profesi sebagai apoteker selama kurang lebih 11 tahun. Benar begitu, bu?”
- Bu Erni : “Ya, betul..”
Bu Erni adalah seorang co-founder dari apotek Sumber Anom.
Sekarang saya berada di apotek Sumber Anom, salah satu cabangnya di Warujayeng, di Nganjuk. Sebelum saya mengajukan beberapa pertanyaan, saksikan dulu yang satu ini.
- Sung : “Jadi Bu Erni, bagaimana sih cara kita memilih suplemen yang baik/yang benar? Dan poin-poin apa saja yang perlu kita perhatikan agar pemirsa SB30 health dapat mengerti?”
- Bu Erni : “Baik, saya akan menjawab pertanyaan dari dr. Sung. Sebenarnya dengan berkembangnya industri farmasi, saat ini banyak sekali produk-produk yang beredar di masyarakat. Baik itu yang sudah dikenal masyarakat maupun memang yang baru beredar. Karena begitu banyaknya obat yang baru, baik itu obat maupun suplemen, maka kita sebagai pengguna, kita perlu tahu. Sebenarnya, apa sih yang menjadi dasar atau patokan pertama bagaimana cara kita untuk memilih suplemen yang baik.
Perlu kita ketahui, di Indonesia ini ada lembaga yang namanya Badan POM di Jakarta. Yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan. Yang mana Badan ini berfungsi untuk melakukan pengecekan terhadap semua obat dan makanan. Termasuk suplemen maupun obat tradisional yang beredar di masyarakat Indonesia.
- Sung : “Berarti dengan kata lain, obat-obatan yang boleh kita konsumsi harus terdaftar dalam Badan POM ya..”
- Bu Erni : “Ya, betul. Sebagai contoh, ini adalah suplemen Vitayang Bekatul Beras Merah yang saya konsumsi setiap hari. Disini bisa kita lihat. Judulnya ditulis dengan jelas, yaitu “Vitayang Bekatul Beras Merah”. Dan di produk ini ada tanda lingkaran dan daun berwarna hijau. Ini termasuk kategori jamu-jamuan. Jadi seperti kita ketahui, obat tradisional di Indonesia itu dikategorikan menjadi 3 macam. Yang pertama adalah jamu, yang kedua obat herbal terstandar, dan yang ketiga adalah fitofarmaka. Yang mana masing-masing kategori memiliki ciri-ciri tersendiri.
Kalau jamu, itu digunakan berdasarkan pengalaman turun temurun secara empiris, maka diproduksilah jamu tersebut.”
- Sung : “Berarti warisan dari nenek moyang kita ya..”
- Bu Erni : “Betul, warisan dari nenek moyang kita yang sudah terbukti khasiatnya. Itu yang terpenting. Sudah terbukti khasiatnya.”
- Sung : “Sudah terbukti dapat mengobati berbagai penyakit ya.. Itu sebabnya diwariskan”
- Bu Erni : “Ya, betul.. Karena itu, dibuatlah suatu suplemen. Kategori yang kedua adalah obat herbal terstandar. Obat herbal terstanda itu berarti sudah dilakukan penelitian mengenai apa isi dari obat herbal itu dan sudah distandarkan isinya. Jadi setiap berapa gram ekstrak itu harus mengandung berapa miligram bahan aktif. Sudah ada penelitian yang menyebutkan berapa standarisasinya. Dan juga sudah dilakukan uji klinis pada hewan. Baru sebatas hewan, namanya praklinik. Itu untuk obat herbal terstandar. Dan labelnya juga berbeda. Labelnya tidak seperti ini. Seperti ada 3 bintang.
Yang berikutnya adalah fitofarmaka. Fitofarmaka sama seperti obat herbal terstandar, tetapi telah mengalami uji klinis. Jadi sudah ada penelitiannya mengenai aspek keamanannya dan efektifitasnya pada manusia dengan mendetail. Dari segi pelabelannya, kalau obat herbal pasti ada label seperti ini. Dan untuk label ini ada artinya sendiri-sendiri. Ada 3 macam itu tadi.
Yang kedua, kita harus melihat/kita harus mencari berapa nomor registrasinya.
Jadi misalkan disini ada POM TR.162.396.271 yang menunjukkan bahwa produk ini sudah legal dan sah terdaftar di Badan POM. Dan TR ini, maksudnya obat tradisional. Kalau obat tradisional import, tandanya TI, seperti pada produk Super Green Food.”
- Sung : “Berarti produk lokal dengan internasional berbeda ya..”
- Bu Erni : “Ya, berbeda. Disini ada tulisan POM TI, artinya tradisional tapi impor. Kalau yang ini, tradisional dalam negeri.”
- Sung : “Berarti yang berlabel TR itu obat tradisional lokal/dalam negeri. Kalau TI, berarti tradisional impor, sobat sehat..”
- Bu Erni : “Betul, seperti itu. Kemudian, tentu saja kita juga harus melihat dari pabrik mana yang memproduksi. Kemudian, apakah pabrik itu terpercaya atau tidak? Itu juga penting sekali untuk menentukan kualitas obat. Dan kita juga harus membelinya dari sumber yang terpercaya. Mengapa? Karena untuk memberantas/meminimalkan produk palsu.”
- Sung : “Mungkin karena obat atau suplemen tersebut terkenal, akhirnya banyak produk palsu.”
- Bu Erni : “Kalau obat, memang seharusnya dijual di apotek. Atau kalau kategori obat tipe terbatas, bisa dibeli di toko obat. Tetapi kalau suplemen, kita memang bisa mendapatkannya di luar apotek atau toko obat. Tetapi, paling tidak kita mendapatkannya memang dari pihak yang terpercaya.”
- Sung : “Sekali lagi, harus dari pihak yang terpercaya..”
- Bu Erni : “Ya, betul. Karena apa? Karena di masyarakat banyak sekali produk yang beredar dari sumber yang tidak jelas. Dan itu banyak sekali. Dan omzet’nya pun luar biasa. Tetapi, disitu banyak sekali terkandung BKO, alias Bahan Kimia Obat. Jadi sebenarnya jamu itu tadi tidak ada kandungan obatnya. Tetapi kartena kita mendapatkannya dari distributor yang tidak resmi, atau dari pihak yang tidak bertanggung jawab, bisa saja produk itu palsu. Jadi kemasannya persis, tetapi di dalamnya palsu. Yang kedua, sudah ada nomor POM’nya, tetapi nomornya itu palsu juga.”
Sung : “Lalu Bu Erni, bagaimana caranya agar kita tahu nomor tersebut asli atau palsu?”
- Bu Erni : “Jadi di era zaman now, sudah ada situs dari Badan POM untuk checking nomor ini. Checking POM TR. Kita harus berterima kasih pada pemerintah. Karena apa? Karena sudah memfasilitasi kita dari bahaya produk palsu. Mengapa bahaya? Karena Bahan Kimia Obat. Karena apabila dikonsumsi terus menerus tanpa dosis dan aturan yang jelas, lambat laun tubuh kita pasti akan rusak organ dalamnya.”
- Sung : “Jadi yang dirugikan adalah masyarakat..”
- Bu Erni : “Betul.
- Sung : “Karena kebanyakan masyarakat kita hanya mencari obat yang murah dan ‘cespleng’.”
- Bu Erni : “Padahal ‘cespleng’nya itu bukan karena bahannya itu asli dari herbal. Tetapi karena bahan kimia obat.”
- Sung : “Karena sudah dicampur dengan bahan kimia obat.”
- Bu Erni : “Betul. Tetapi kalau sudah jelas dari segi penandaannya, labelnya juga sudah jelas, maka bisa dijamin bahwa produk itu resmi. Lalu, di porduk itu juga ada komposisinya apa dan nomor batch expired’ Kita sebagai konsumen juga harus teliti, memperhatikan expirednya. Di produk itu juga ada kegunaannya apa. Kalau suplemen, ciri-cirinya tidak akan pernah menuliskan hal-hal yang berlebihan. Jadi kata-kata mengobati dan membantu mengobati itu berbeda. Kalau suatu produk sampai berani menulis ‘mengobati’, misalnya diabetes, darah tinggi, ginjal dan sebagainya, maka sudah ketahuan kalau label itu bohong.”
- Sung : “Berarti palsu ya..”
- Bu Erni : “Betul. Itu pasti produk amatir..”
- Sung : “Berarti kalau produk asli, harusnya ‘membantu mengobati’..”
- Bu Erni : “Betul. Membantu mengobati atau seperti ini : ‘membantu memelihara kesehatan’. Memang penandaannya seperti itu. Tidak boleh memberikan klaim yang berlebihan. Karena apa? Nanti bisa menyesatkan masyarakat.”
- Sung : “Lagi-lagi masyarakat yang dirugikan.”
- Bu Erni : “Betul. Mengapa? Karena di zaman sekarang, distribusi itu banyak sekali. Jadi, kita harus teliti. Saya rasa, itulah yang harus diperhatikan dalam memilih suplemen.”
- Sung : “Oh iya, Bu Erni. Biasanya di dalam kotak produk itu ada brosurnya. Bisa tolong di jelaskan Bu Erni, apa sih isi brosurnya dan bagaimana cara kita untuk membacanya?”
- Bu Erni : “Boleh. Akan saya jelaskan produk yang saya minum setiap hari ini.”
- Sung : “Produk ini sediaannya kapsul ya..”
- Bu Erni : “Ya, kemasan seperti ini namanya dalam bentuk blister. Di brosur ini kita bisa mengetahui, sebenarnya produk ini mengandung apa. Tetapi sekali lagi karena kategorinya jamu, maka produk itu pasti mencantumkan bahan simplisia’nya. Jadi bahan bakunya itu apa, dan berapa miligramnya.
Contohnya disini ‘ekstrak oryza sativa bran 350 mg’. Tetapi kalau di obat herbal terstandar ataupun fitofarmaka, selain mencantumkan ekstrak oryza sativa, bisa juga ditulis mengandung ekstrak oryza sativa atau bahan aktif apa. Setara dengan bahan aktif apa dan berapa miligram. Jadi, itulah bedanya. Bedanya di uji klinik itu tadi. Kalau produk ini diuji lebih lanjut, bisa juga nanti akan muncul berapa miligram kandungannya. Tetapi, mengapa tidak dilakukan pengujian? Karena memang secara empiris sudah terbukti khasiatnya sudah bagus.”
- Sung : “Secara empiris telah terbukti khasiatnya. Jadi secara turun temurun.”
- Bu Erni : “Jadi tidak perlu diuji. Karena apa? Karena biaya uji klinis itu mahal sekali. Jadi, seberapa benefit yang kita dapatkan dari biaya uji klinis itu dengan penambahan manfaat. Ujung-ujungnya ketika diuji pun juga pasti dipakai. Dan kemungkinan efek sampingnya juga tidak ada atau minimal sekali. Karena itu tidak dilakukan uji klinis. Dan itu pertimbangannya. Pertimbangan ekonomis dan timbang terima antara manfaat dan efek samping jamu tersebut.”
- Sung : “Kalau boleh tahu, bu Erni mengkonsumsi produk ini untuk apa?”
Bu Erni : “Saya mengkonsumsi Vitayang Bekatul Beras Merah ini fungsinya adalah untuk membantu menurunkan kolesterol.”
- Sung : “Membantu menurunkan kolesterol ya..”
- Bu Erni : “Ya. Di Indonesia ini seringkali kita makanannya berminyak. Jadi untuk menurunkan kolesterol, saya minum Vitayang ini setelah makan. Satu hari 3 kali.”
- Sung : “Mungkin ada juga pertanyaan seperti ini : “Dok, kalau saya minum obat, boleh tidak saya minum bersamaan dengan obat jamu atau obat herbal? Mungkin bisa dijelaskan ke pemirsa..”
- Bu Erni : “Jadi begini.. Sebenarnya obat dan suplemen itu efeknya bermacam-macam. Ada yang efeknya sinergi, jadi suplemen itu mendukung.”
- Sung : “Sinergi itu artinya mendukung ya. Berarti mendukung pengobatan..”
- Bu Erni : “Ya, mendukung pengobatan. Tetapi bisa juga ada yang keluar efek sampingnya, yaitu antagonisnya.”
- Sung : “Antagonis berarti melawan ya..”
- Bu Erni : “Ya, melawan. Jadi kita harus tahu dahulu. Ini sudah benar belum? Sudah sesuai belum? Apakah produk itu bertentangan atau tidak dengan obat yang kita minum? Obat yang kita dapatkan dari dokter. Sebenarnya begini.. Efek sinergi itupun bukan berarti semata-mata sinergi dan boleh dikonsumsi. Bukan. Tetapi kita lihat dulu sinerginya itu bagaimana? Apakah adanya sinergi terlalu meningkatkan efeknya?”
- Sung : “Akhirnya kebablasan ya..”
- Bu Erni : “Ya, kebablasan itu juga tidak boleh. Jadi kita harus tahu, sumbernya harus benar. Jadi informasi yang kita dapatkan itu harus benar sumbernya. Jadi tidak menyesatkan. Sekarang katakanlah kita mengkonsumsi produk ini. Tetapi juga mengkonsumsi obat dokter pada malam hari. Maka saya akan meminum ini dengan jarak 1 jam atau 2 jam dari obat dokter.”
- Sung : “Jarak 1 sampai 2 jam dari obat dokter. Alasannya mengapa harus diberi jarak 1-2 jam?”
- Bu Erni : “Jadi begini. Sebenarnya bukan hanya jarak 1-2 jam dari obat dokter. Tetapi juga jarak 1-2 jam dari waktu makan. Jadi, kita itu menghindari persaingan penyerapan obat.”
- Sung : “Jadi ada hubungannya dengan pengosongan lambung ya..”
- Bu Erni : “Betul. Mengapa? Kita memiliki luas permukaan lambung yang tertentu. Luasnya tidak bisa dibesarkan karena sudah tertentu. Otomatis luas yang tertentu ini mempunyai kapasitas penyerapan yang tertentu juga.”
- Sung : “Ini menarik, sobat sehat.”
- Bu Erni : “Jika sudah memiliki kapasitas penyerapan tertentu, otomatis kalau misalkan disitu ada makanan, ada obat dokter, ada obat suplemen, otomatis tidak bisa terserap sempurna. Karena persaingan antara nutrisi makanan, obat, dan suplemen itu sendiri. Karena itu untuk suplemen, saya lebih merekomendasikan diminum pada waktu perut kosong. Dengan ketentuan obat atau suplemen tersebut tidak memiliki efek samping terhadap lambung. Atau orang yang mengkonsumsi obat tersebut tidak memiliki riwayat penyakit lambung.”
- Sung : “Jadi apabila anda memiliki riwayat penyakit lambung, sebaiknya setelah makan langsung minum obat.”
- Bu Erni : “Setelah makan langsung minum obat. Jadi tetap harus kita tanyakan pada sumber yang benar. Karena apa? Kondisi pasien berbeda-beda. Dan apa yang dikonsumsinya juga berbeda. Bagaimana riwayat pengobatannya, riwayat penyakitnya juga berbeda. Karena itulah, kita harus bertanya ke sumber yang benar. Saya rasa itu saja.”
- Sung : “Oke.. penjelasan tadi sudah cukup jelas ya, sobat sehat. Ada satu lagi, kalau boleh tahu ini apa ya?”
- Bu Erni : “Ini adalah Super Green Food, dok. Jadi, apa sih isi dari Super Green Food? Isinya adalah Chlorella dan Spirulina. Fungsinya apa? Secara umum ini adalah nutrisi yang lengkap untuk makanan sel, agar sel yang ada di dalam tubuh kita tidak kekurangan makanan. Apabila tidak kekurangan makanan, maka sel itu bisa bekerja dengan baik. Jadi, tubuh kita juga bisa tercover dengan baik.”
- Sung : “Bisa regenerasi dengan baik ya..”
- Bu Erni : “Betul. Bisa regenerasi dengan baik, dok. Dan saya juga punya pengalaman. Produk ini untuk menjaga daya tahan tubuh itu bagus sekali. Bahkan produk ini juga saya berikan kepada anak saya. Anak saya ada tiga orang.”
- Sung : “Anak-anak juga bisa minum ya..”
- Bu Erni : “Bisa. Anak saya mulai umur 1 tahun sudah minum ini. Dan hebatnya, anak saya karena sudah tumbuh gigi banyak, usia 1 tahun 3 bulan ketika minum ini sudah langsung dikunyah. Kalau ibu-ibu atau pemirsa masih khawatir, dihaluskan saja pakai sendok. Mudah sekali.”
- Sung : “Jadi boleh dihaluskan juga ya..”
- Bu Erni : “Ya. Karena apa? Pada intinya, kalau dihaluskan akan lebih cepat untuk penyerapannya. Tetapi kalau dia bisa mengunyah sendiri, lebih baik dikunyah langsung saja. Kita juga tidak repot. Untuk efeknya ke anak-anak, daya tahan tubuhnya akan semakin bagus.
Jadi seperti yang saya bilang tadi, bisa meningkatkan sistem imun pada tubuh manusia. Jadi tidak mudah sakit, dan pertumbuhannya bagus.
Nutrisinya juga dapat. Karena apa? Anak kecil itu makanannya juga tidak bervariasi. Tahu sendiri, anak kecil itu susah makan ya, dok. Apalagi sayuran, anak kecil sulit sekali makan sayuran. Produk ini bisa sebagai pengganti sayur. Dan itu terbukti, BAB’nya juga lancar.
Saya sendiri juga mengkonsumsi ini. Setiap hari saya mengkonsumsi 10 tablet. Setiap malam saya minum. Dan hebatnya kalau saya sedang ada banyak pekerjaan, apalagi pergantian musim seperti ini, badan terasa agak drop, langsung minum ini 10-20 tablet pun aman. Besok pagi langsung tenggorokan saya tidak jadi sakit. Itu sudah saya buktikan berkali-kali. Itu saya buktikan sendiri. Saya sudah 6 tahun mengkonsumsi Super Green Food ini.”
- Sung : “Wah, sudah 6 tahun ya.. Mungkin banyak tanggapan masyarakat bahwa jika diminum jangka panjang itu tidak baik dan sebagainya. Tetapi ternyata ada suplemen yang bisa kita konsumsi dalam jangka panjang.”
- Bu Erni : “Betul. Dan suplemen ini juga menjadi sponsor dalam acara Jakarta Marathon. Jadi produk ini disetujui sebagai makanan atlet. Nanti kita bisa kuat seperti atlet ya, bapak ibu.. Dan hebatnya lagi, ini ada sertifikatnya dari Majelis Ulama Indonesia : ‘HALAL’. Produk ini luar biasa sekali, produk unggulan. Produk ini sudah terbukti aman dan kualitasnya nomor satu.”
- Sung : “Terima kasih Bu Erni atas kehadirannya di acara SB30 health. Semoga apa yang disampaikan oleh Ibu Erni dapat dimengerti oleh anda semua. Dan bagi anda yang masih bingung, coba putar lagi video ini. Sekian video kami kali ini, Dan bagi anda yang belum subscribe channel ini, silahkan subscribe. Dan share kepada teman-teman anda.
Sampai jumpa di video saya berikutnya. Salam hebat luar biasa..!!