8 Resiko Akibat Kekurangan Sinar Matahari
8 Resiko Akibat Kekurangan Sinar Matahari
Klik disini untuk melihat video tersebut
Halo sobat sehat, jumpa lagi dengan saya dr. Sung. Pada video kali ini saya akan membahas tentang : “8 Resiko Akibat Kekurangan Sinar Matahari”. Sobat sehat, di zaman modern ini dengan berkembangnya kemajuan teknologi, hal ini sangat membantu kita lebih efisien dalam hal waktu.
Jika kita ingin belanja sesuatu, kita tinggal memesan lewat aplikasi hanya dengan menggunakan jari. Berbeda dengan zaman dulu. Ketika kita ingin berbelanja sesuatu, kita harus keluar rumah. Berjalan kaki, misalnya. Atau naik sepeda. Kalau sekarang, anda tinggal menggunakna aplikasi. Ataupun kalau anda harus keluar rumah, anda menggunakan kendaraan. Mobil, misalnya.
Sebenarnya ini baik untuk membantu kita agar lebih efisien. Tetapi sisi negatifnya atau sisi buruknya adalah kita menjadi jarang keluar rumah. Dan kalaupun keluar rumah, kita menggunakan mobil. Sehingga kita kurang mendapatkan atau kurang terpapar sinar matahari. Lalu, apa akibatnya jika tubuh kita kurang mendapatkan sinar matahari?
Dulu, kita semua pernah belajar di Sekolah Dasar bahwa ketika kita berjemur atau terkena sinar matahari, maka tubuh kita akan mendapatkan vitamin D. Namun masih banyak yang salah paham. Mungkin mereka menganggap bahwa sumber vitamin D adalah matahari. Sebenarnya, bukan mataharilah yang mengandung vitamin D. Tetapi dengan bantuan sinar matahari, maka tubuh kita bisa memproduksi vitamin D dengan sendirinya.
Proses ini dimulai dari rusaknya cincin B pro-vitamin D3 “7-dehydrocholesterol” atau disingkat (7-DHC) oleh sinar UVB dengan spektrum 280-315 nm. Jadi, inilah yang membentuk pre-D3. Kemudian mengalami proses isomerisasi menjadi vitamin D3. Jadi prosesnya seperti itu, dan berlangsung di dalam kulit kita. Anda tidak perlu bingung dengan penjelasan saya yang tadi. Lebih gampangnya seperti ini.. Dengan bantuan sinar matahari tadi yang menyentuh kulit kita. Pada sinar matahari terdapat pro vitamin D yang akan diubah menjadi vitamin D di dalam kulit. Tetapi tentunya dengan bantuan sinar matahari.
Mungkin anda bertanya, ‘saya harus berjemur jam berapa, dok?”. (Kayak jemuran aja dijemur..). Jadi, anda harus terkena jam 10 pagi hingga jam 3 sore. Pilihlah waktu yang tepat untuk anda. Ketika anda berjemur atau ketika anda mencari sinar matahari, usahakan jangan menggunakan topi, jangan menggunakan payung, baju lengan panjang, atau celana panjang. Sebaiknya anda menggunakan lengan pendek atau yang tanpa lengan, kemudian celana pendek supaya kulit anda terkena sinar matahari.
Anda jangan berpikir, “Saya ingin berjemur”. Supaya tidak gosong, anda menggunakan sunblock atau menggunakan payung. Jadi itu sama saja. Kulit anda tidak akan terkena sinar matahari. Jadi, itu adalah masalah waktu. Dari 5 menit sampai 30 menit. “Lalu, kenapa ada yang hanya 5 menit dan ada yang sampai 30 menit?”. Dari 5 ke 30 itu ‘kan waktunya 6 kali lipat.
Jadi, saya ingin menjelaskan dahulu. Setiap orang pigmentasi kulitnya berbeda-beda. Ada yang pigmentasnya sedikit, ada yang pigmentasinya lebih banyak. Jadi, pigmentasi ini seperti halnya payung alami pada kulit untuk mencegah sinar matahari menembus kulit. Jika sinar matahari sampai menembus 7-DHC yang saya sebutkan sebelumnya, otomatis sinar matahari tidak bisa diubah menjadi vitamin D3. Bagi orang tua, kadar 7-DHC’nya juga sudah mulai menurun.
Jadi, orang tua membutuhkan sinar matahari atau ‘berjemur’ lebih lama daripada orang dewasa muda. Karena kadar 7-DHC’nya sudah berkurang hingga 70%. Lalu ada sobat sehat yang bertanya, “Pigmentasi itu apa, dok?”. Pigmentasi berhubungan dengan melanin yang terkandung di dalam kulit. Semakin banyak melanin yang terkandung, maka perlindungan terhadap sinar UV semakin kuat. Jadi, setiap orang berbeda-beda. Mulai dari warna kulit putih, kuning, kemudian cokelat sampai warna gelap.
Jadi pada orang yang kulitnya berwarna gelap, pigmentasi kulitnya semakin banyak. Sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk berjemur agar sinar matahari dapat menembus 7-DHC tadi. Jika tidak, maka percuma. Karena perlindungannya lebih kuat pada orang yang pigmentasinya lebih tinggi.
Lalu, bagaimana dengan penggunaan tabir surya atau sunblock? Anda mungkin menggunakan tabir surya karena takut gosong. Anda berjemur tetapi takut gosong, hanya ingin terkena panasnya saja. Sebenarnya, anda mendapatkan panasnya. Tetapi sinar mataharinya tidak dapat menembus 7-DHC karena terhalang oleh sunblock yang anda gunakan. Jadi ini bisa mengurangi hingga 95% produksi vitamin D3 jika anda menggunakan sunblock dengan SPF 30 ke atas.
“Lalu, kalau saya berjemur terlalu lama bagaimana, dok? Anak-anak saya suka main bola, main layangan di lapangan. Kalau kelebihan vitamin D3, bagaimana? Apakah tidak overdosis?”. Jadi begini, saya akan menjelaskan dulu. D3 ini prosesnya secara alami dibentuk oleh tubuh kita sendiri. Sehingga tidak akan mengalami overdosis atau keracunan. Karena ketika terpapar sinar matahari atau UVB yang lama, otomatis tubuh akan menginaktivasi/menonaktifkan proses pembuatan vitamin D3.
Jadi, jangan khawatir bagi para ibu atau para orang tua yang anaknya suka bermain bola atau bermain layangan. Tubuh kita otomatis mengentikan produksinya jika sudah mencukupi. Lalu, ada pertanyaan lagi. “Jika vitamin D3 atau vitamin D ini mudah didapat, dengan sinar matahari saja sudah cukup, mengapa masih banyak yang kekurangan vitamin D?”.
Jadi faktor yang pertama adalah mungkin anda tidak terkena cukup sinar matahari. Mungkin seperti kesalahan-kesalahan tadi. Anda pergi berjemur, tetapi menggunakan lengan panjang, topi, atau pakai payung. Jadi itu percuma. Atau mungkin anda menggunakan sunblock.
Kemudian faktor yang kedua, mungkin ada gangguan malabsorbsi lemak. Karena vitamin D larut dalam lemak, metabolismenya membutuhkan lemak, maka ketika anda mengalami malabsorbsi lemak, produksi atau sintesis vitamin D juga akan terganggu. Kemudian, faktor yang lainnya adalah anda mungkin mengkonsumsi obat-obatan. Seperti obat-obatan anticonvulsant, obat-obatan HIV AIDS, dan golongan kortikosteroid. Atau mungkin juga ginjal anda sedang bermasalah.
Jadi faktor-faktor ini juga dapat menghambat pembentukan, sehingga terjadi kekurangan vitamin D pada tubuh anda. Lalu, kita lanjutkan ke metabolisme vitamin D. Jadi vitamin D yang sudah diproses dengan bantuan sinar matahari masuk ke dalam sistem limfatik. Kemudian ditransfer ke pembuluh darah, lalu vitamin D ini diikat oleh vitamin D binding protein, lalu ditransfer ke dalam hati. Jadi vitamin D ini harus diikat. Alat transportasinya adalah protein, untuk masuk ke dalam hati.
Lalu, di dalam hati vitamin D diubah kembali menjadi 25 hydroxy vitamin D atau 25(OH)D. Ini merupakan bentuk yang masih tidak aktif. Dan merupakan indikator untuk pemeriksaan vitamin D di dalam darah. Setelah melalui liver atau hati, prosesnya dilanjutkan di ginjal. Setelah itu akan menjadi bentuk antif vitamin D atau disebut kalsitriol. Dan beberapa ahli menggolongkan kalsitriol ini ke dalam golongan hormon.
Itulah sebabnya mereka yang memiliki masalah dengan liver atau ginjal akan mengalami gangguan metabolisme vitamin D. Lalu, resiko apa saja yang bisa terjadi jika anda kekurangan vitamin D? Yang pertama adalah kelainan tulang. Jadi, vitamin D dapat membantu regulasi penyerapan kalsium dan fosfat. Tentu saja ini sangat baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Jadi, baik di masa janin, anak-anak, maupun orang dewasa, semuanya membutuhkan vitamin D, tentunya dengan dosis yang tepat.
Apa yang terjadi jika kekurangan vitamin D?
Pada anak-anak, bisa terjadi penyakit namanya rickettsia. Anda bisa melihat gambarnya disini. Dan pada orang dewasa, bisa terjadi osteomalacia. Penyakit ini beresiko pada mereka yang memiliki kadar 25(OH)D di bawah 15 ng/ml. Kemudian penyakit atau resiko selanjutnya adalah osteoporosis dan fraktur. Penurunan kadar 25(OH)D tadi mengarah ke penyakit hiperparatiroid sekunder. Jadi, disana terjadi gangguan proses pembentukan tulang. Secara alami, tulang mengalami perombakan dan pembentukan setiap harinya.
Jadi, tidak mungkin tulang kita bertumbuh terus. Tentu saja terjadi perombakan disana. Namun dengan gangguan ini, perombakannya akan lebih besar daripada pembentukan kembali. Akhirnya, tulang ini mudah rapuh, atau kita sebut dengan osteopenia. Dan jika lebih parah, maka akan mengalami osteoporosis pada orang dewasa.
Kemudian, yang ketiga adalah resiko kelemahan otot. Jadi, resiko ini dikaitkan dengan kekurangan vitamin D3. Mereka yang kekurangan vitamin D3 biasanya mengalami kelemahan pada bagian otot-otot proksimal. Seperti tungkai atas dan tungkai bawah. Dan juga berpengaruh terhadap kecepatan kerja. Lalu yang keempat adalah resiko terkena kanker. Jadi bentuk aktif dari vitamin D3 atau kalsitriol dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dengan proses apoptosis. Mungkin anda bertanya, “apa sih apoptosis itu?”. Apoptosis adalah mekanisme biologis ang mengatur kematian sel, alias kematian sel yang terprogram.
Lalu yang kelima adalah resiko penyakit kardiovaskular. Seperti hipertensi, penyakit jantung, kemudian resiko penyakit diabetes juga. Yang keenam adalah resiko penyakit autoimmune. Jadi beberapa penyakit autoimmune seperti asma dan psoriasis itu juga dikarenakan kurangnya atau defisiensi vitamin D. Lalu yang ketujuh adalah chronic pain (penyakit kronis). Jadi bagi anda yang selalu merasa nyeri di seluruh otot-otot anda dan badan anda, bisa jadi karena anda kurang berjemur. Akhirnya anda kurang mendapatkan vitamin D.
Lalu yang terakhir adalah depresi dan insomnia. Hal ini juga dikaitkan dengan kurangnya vitamin D. Bagi anda yang sering stress, mengalami depresi, atau susah tidur di malam hari, coba evaluasi diri. Mungkin, anda kurang ‘berteman’ dengan matahari. Jadi, sebaiknya mulai jam 10 pagi sampai jam 3 sore luangkan waktu anda untuk berjemur.
Jadi sobat sehat, semua resiko yang tadi sudah saya sebutkan itu ada kaitannya dengan kekurangan vitamin D. Coba anda evaluasi diri. Mungkin, anda kekurangan sinar matahari atau vitamin D. Jadi bagi anda yang sibuk bekerja, coba luangkan waktu minimal seminggu dua kali. Biasanya, saya menyarankan pasien 3 sampai 5 kali untuk berolahraga dan kena sinar matahari. Tetapi bagi anda yang waktunya sangat terbatas, paling tidak lakukan 2 kali dalam seminggu. Semoga informasi yang saya berikan ini dapat anda mengerti. Mungkin tadi ada banyak bahasa-bahasa medis. Tetapi, saya sudah menjelaskan dengan ‘bahasa manusia’. Semoga anda bisa mengerti, dan anda bisa share kepada teman-teman anda. Bagi anda yang menyukai channel kesehatan seperti ini, silahkan klik like, subscribe, dan share kepada teman-teman anda.
Sampai jumpa di video saya selanjutnya. Salam hebat luar biasa..!!
Sobat sehat, di zaman modern ini dengan berkembangnya kemajuan teknologi, hal ini sangat membantu kita lebih efisien dalam hal waktu. Tetapi sisi negatifnya, kita menjadi jarang keluar rumah sehingga kita kurang terpapar sinar matahari. Lalu, apa akibatnya? Saya akan membahas 8 Resiko Akibat Kekurangan Sinar Matahari pada video berikut ini.